Thursday, May 28, 2015

Renungan Harian, Tuhan Membangun Rumah Baru by Johannes Chandra Ekajaya

Ada sebuah cerita mengenai sorang bapak yang ingin membangun rumah lamanya kembali. Ia telah memperkirakan bagaimana cara membangun rumah yang lama tersebut, namun belum menemukan solusinya. Kemudian ia mencoba berkonsultasi dengan seorang pakar bangunan. Hasil yang didapatkan adalah merobohkan rumah yang lama, dan membangun bangunan baru. Sebab jika ingin mempertahankan rumah yang lama, maka pondasinya tentu tidak akan kuat, karena sudah banyak sekali yang keropos.

Manusia saja tahu bagaimana cara memperbaiki dan membangun sebuah rumah yang baru, apalagi Tuhan yang menciptakan kita. Jadi Tuhan tahu bagaimana caranya membentuk hidup kita menjadi baru. "Rumah" kita saat ini mungkin telah rusak atau bobrok dan butuh diperbaiki, atau mungkin butuh dibangun kembali. Mungkin rumah kita sekarang telah banyak sekali dosa-dosa yang menggrogoti dan mulai menghancurkan iman yang perlahan-lahan hilang.

Jika memang Tuhan menginginkan kita untuk merenovasi rumah kita, jika memang masih bisa direnovasi maka Ia akan melakukannya. Tapi bagaimana dengan rumah yang memang sudah tidak dapat diperbaiki? Maka Tuhan akan menghancurkannya untuk dibangun rumah yang baru.

Pernahkah kita mengalami sesuatu yang sulit di dalam hidup kita? Pernahkah kita merasa Tuhan sedang memberikan ujian yang sangat berat kepada kita? Pernahkah merasa saat ini adalah masa terberat dalam hidup? Ya! Mungkin saat inilah Tuhan sedang menhancurkan rumah kita untuk dibangun rumah yang baru, kehidupan yang baru dengan pondasi yang lebih kuat lagi.

Jangan pernah lari dari-Nya, berserah diri kepada-Nya dan percaya saja, karena Tuhan sedang bekerja kepada kita. Bersyukurlah atas segala sesuatu yang sedang terjadi.

Menyembuhkan Luka Hati, oleh Pendeta Johannes Chandra Ekajaya

Setiap orang tentu pernah tersakiti hatinya. Hati yang sakit tersebut tentu akan menjadi luka di dalam dirinya. Luka hati memang tidak terlihat oleh kasat mata, sebab kebanyakan orang yang pernah terluka hatinya akan menyembunyikannya di dalam hati mereka yang paling dalam. Meski pun sulit untuk dilupakan, luka hati dapat sedikit dialihkan.



Luka hati tersebut tentu saja tidak ingin disentuh kembali. Sebab jika tersentuh kembali, maka akan kembali sakit. Bukan hanya itu mungkin yang dirasakan oleh orang yang pernah terluka hatinya. Mungkin luka yang sudah hilang tersebut jika tersentuh akan lebih sakit lagi dan akan menjadi lebar lukanya.

Lalu bagaimana cara menyembuhkan luka hati tersebut? Seperti yang kita ketahui, luka hati tentu saja datang dari masa yang lalu. Kita dapat mencari sumber mengapa hati kita bisa terluka. Setelah mengetahui penyebabnya, cara terbaik untuk menyembuhkannya adalah mengampuni orang-orang yang pernah melukai hati kita. Dengan memberikan pengampunan tersebut, hati akan menjadi lega, luka yang selama ini tersimpan akan menjadi hilang seiring berjalannya waktu.

Pengampunan yang diberikan kepada orang lain ini, tentu saja akan mendapatkan berkat dari Tuhan. Ia akan memberikan sebuah rasa damai di dalam hati kita. Maka dari itu, jika ada seseorang yang melukai hati kita, berdoalah kepada Tuhan. Maka Tuhan akan merubah luka tersebut menjadi berkat.

Monday, May 18, 2015

Pernikahan Beda Agama, Renungan Oleh Johannes Chandra Ekajaya

Pernihakan beda agama memang sering sekali menjadi perdebatan. Masih banyak yang menanyakan bagaimana jika suatu hubungan berjalan dengan berbeda keyakinan. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya akan memberikan sebuah cerita singkat.

Suatu hari, ada dua orang kakak beradik yang sedang berbincang-bincang. Mereka sedang membicarakan mengenai pernikahan beda agama yang tak lama lagi akan dilakukan oleh sang adik. Sebenarnya sang kakak sudah dilarang oleh pihak keluarganya, namun tetap saja sang kakak bersikeras untuk menikah dengan alasan cinta.

Kakak (K), Adik (A)

K: Apakah kau benar-benar akan menikahinya?

A: Ya! Tentu saja. Aku akan menikahinya dan menjadi istri yang baik untuknya dan tentu setia, juga mengikutinya kemana saja dia pergi.

K: Bagaimana dengan Tuhan Yesus?

A: Tentu aku tidak akan meninggalkan Tuhan Yesus, akan terus aku menyembah-Nya. Karena aku menganggap semua Tuhan itu sama, hanya satu.

K: Kau rela meninggalkan Tuhan Yesus hanya demi seorang pria? Yang kau juga tidak tahu bagaimana kehidupannya nanti.

A: Tenang saja, calon suamiku adalah orang yang berasal dari keluarga kaya raya, hidupku pasti terjamin.

K: Tuhan adalah sumber segalanya. Segala berkat dan kehidupan semua datang darinya. Jika tiba-tiba semua itu diambil darimu kelak, apa yang akan kamu lakukan?

A: Aku sudah punya jawaban atas pertanyaan tersebut. Tapi aku harus pergi sekarang (terburu-buru)

K: Kau mau kemana?

A: Aku akan pergi menemui calon suamiku sekarang juga. Aku akan memutuskan hubungan kami. Sebelum segala sesuatunya terlambat, aku akan kembali kepada Tuhan Yesus.

Monday, May 11, 2015

Cerita Lucu oleh Johannes Chandra Ekajaya



Suatu ketika, ada seorang Kristen bernama Yaklep dari suku Ayamaru Papua ingin masuk tentara. Ia telah mengikuti berbagai macam tes akademik dan berhasil. Namun sayang saja pada saat ujian terakhir ia gagal. Ia harus gugur dalam tes masuk tentara di karenakan jatuh pada tes kesehatan.

Yaklep: "Komandan! Kenapa sa tra lulus ujian?"

Komandan: "Karena ko pung gigi ompong! Jadi tra lulus!"

Langsung Yaklep berkata: "Sa mau tanya komandan! kitorang pi perang mo baku tembak atau mo baku gigit kah??"

Komandan: "~!@#$%^&*()"