Pernihakan beda agama memang sering sekali menjadi perdebatan. Masih banyak yang menanyakan bagaimana jika suatu hubungan berjalan dengan berbeda keyakinan. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya akan memberikan sebuah cerita singkat.
Suatu hari, ada dua orang kakak beradik yang sedang berbincang-bincang. Mereka sedang membicarakan mengenai pernikahan beda agama yang tak lama lagi akan dilakukan oleh sang adik. Sebenarnya sang kakak sudah dilarang oleh pihak keluarganya, namun tetap saja sang kakak bersikeras untuk menikah dengan alasan cinta.
Kakak (K), Adik (A)
K: Apakah kau benar-benar akan menikahinya?
A: Ya! Tentu saja. Aku akan menikahinya dan menjadi istri yang baik untuknya dan tentu setia, juga mengikutinya kemana saja dia pergi.
K: Bagaimana dengan Tuhan Yesus?
A: Tentu aku tidak akan meninggalkan Tuhan Yesus, akan terus aku menyembah-Nya. Karena aku menganggap semua Tuhan itu sama, hanya satu.
K: Kau rela meninggalkan Tuhan Yesus hanya demi seorang pria? Yang kau juga tidak tahu bagaimana kehidupannya nanti.
A: Tenang saja, calon suamiku adalah orang yang berasal dari keluarga kaya raya, hidupku pasti terjamin.
K: Tuhan adalah sumber segalanya. Segala berkat dan kehidupan semua datang darinya. Jika tiba-tiba semua itu diambil darimu kelak, apa yang akan kamu lakukan?
A: Aku sudah punya jawaban atas pertanyaan tersebut. Tapi aku harus pergi sekarang (terburu-buru)
K: Kau mau kemana?
A: Aku akan pergi menemui calon suamiku sekarang juga. Aku akan memutuskan hubungan kami. Sebelum segala sesuatunya terlambat, aku akan kembali kepada Tuhan Yesus.
No comments:
Post a Comment